PELATIHAN PEMANFAATAN SCRUM UNTUK MANAJEMEN TIM DI SMK CITRA NEGARA DEPOK
DOI:
https://doi.org/10.25124/cosecant.v3i1.7083Keywords:
Scrum, kolaborasi, manajemen timAbstract
Perkembangan zaman dan teknologi menuntut peseta didik atau siswa untuk tidak hanya memiliki kemampuan problem-solving dan nilai yang bagus saja. Siswa perlu dibekali dengan keterampilan 4C yaitu Communication, Collaborative, Critical Thinking, hingga Creativity and Innovation. Keterampilan kolaborasi menekankan kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain dan mengelola tim. Kolaborasi dibutuhkan untuk memecahkan permasalahan yang kompleks dan memerlukan keterlibatan dari berbagai disiplin ilmu. Kolaborasi juga sangat dibutuhkan di era digital yang memungkinkan semua orang untuk saling terhubung dari mana pun dan kapan pun. Siswa memerlukan kemampuan untuk beradaptasi dan mengatasi perubahan yang cepat. Hal ini mendorong tim abdimas untuk memberikan pelatihan kepada para siswa di SMK Citra Negera Depok. Pelatihan ini bertujuan untuk mengenalkan Scrum dan melatih kemampuan kolaborasi para siswa. Scrum adalah pendekatan dalam proyek dinamis yang dirancang untuk menyelesaikan suatu permasalahan secara iteratif. Scrum menekankan pentingnya kolaborasi tim dan komunikasi yang efektif. Pelatihan ini membahas apa itu Scrum dan bagaimana Scrum dapat membantu mereka dalam hal manajemen tim. Pelatihan ini dihadiri oleh 140 siswa yang terbagi menjadi dua sesi. Tiap sesinya dihadiri oleh sekitar 70 siswa. Secara garis besar, rangkaian kegiatan pelatihan dimulai dengan penyampaian materi. Kemudian dilanjutkan dengan sesi games yang memungkinkan siswa untuk secara langsung mempraktikkan Scrum secara nyata. Peserta pelatihan dibagi menjadi beberapa kelompok dengan anggota 5-8 orang. Selama sesi games berlangsung, para siswa terlihat senang dan antusias. Setelah sesi games berakhir, para siswa mendiskusikan apa yang telah mereka pelajari dari games yang baru saja dimainkan. Sebelum kegiatan pelatihan berakhir, tim abdimas meminta para siswa untuk mengisi kuesioner umpan balik. Hasil yang didapatkan yaitu 77 persen peserta merasa bahwa materi pelatihan sesuai dengan apa yang mereka butuhkan. Peserta juga merasa bahwa materi yang disampaikan mudah dipahami. Dari segi animo, peserta dan pihak sekolah sangat antusias mengikuti kegiatan workshop dan berharap kegiatan workshop seperti ini diadakan kembali di periode berikutnya