PELATIHAN ‘ENTREPRENEURIAL PUBLIC SPEAKING’ BAGI KOMUNITAS: SLKT GST BARAYA (SISI LAIN KABUPATEN TEGAL, GERAK SEDEKAH TEGAL CABANG BANDUNG RAYA)
DOI:
https://doi.org/10.25124/cosecant.v3i1.7139Keywords:
Warteg, UMKM, Public Speaking, negosiasi, persuasiAbstract
Warteg alias warung Tegal menjadi warung makan yang mudah ditemui di berbagai kota. Ada sejarah panjang warteg muncul di Indonesia sampai kini munculnya beragam warteg versi kekinian. Ada banyak versi yang menceritakan tentang awal mula munculnya warteg. Ada yang menyebut warteg muncul ketika banyaknya proyek pembangunan infrastruktur di Jakarta pada 1950-an dan 1960-an. Kala itu, pendatang asal Tegal di ibu kota mulai menyediakan layanan kuliner di lokasi proyek berbentuk bedeng proyek hingga muncul istilah warteg. Bandung menjadi salah satu kota bagi para pengusaha warteg ini dan telah menjadi tempat yang kondusif bagi tumbuh kembang usaha gatronomi ini. Dinamika ekonomi sosial politik di NKRI sering pula mempengaruhi dinamika harga bahan-bahan pokok, termasuk bahan pasokan dalam jumlah partai besar untuk diolah dalam bisnis kuliner warteg tersebut sehingga tidak jarang para pengusaha kuliner ini harus melakukan negosiasi atau tawar menawar serta melakasnakan persuasi kepada para pemasok bahan mentah. Hal tersebut dirasakan oleh para pelaku usaha ini sebagai sesuatu yang harus dipelajari secara khusus melalui asosiasi warteg di mana mereka menjadi anggota. SLKT GST BARAYA (SISI LAIN KABUPATEN TEGAL, GERAK SEDEKAH TEGAL CABANG BANDUNG RAYA) sebagai wadah bergabungnya mereka, bersedia menjadi faslitator bagi keperluan ini melalui kerja sama dengan Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Telkom dalam bentuk kegiatan Abdimas. Di akhir kegiatan pelatihan ini diharapkan para anggota paguyuban dapat meningkatkan keterampilan bertuturnya: negosiasi dan persuasi dalam konteks pengembangan UMKM mereka.