Ketahanan pangan merupakan isu global yang mendesak, terutama dalam menghadapi tantangan perubahan iklim, pertumbuhan populasi, dan keterbatasan lahan pertanian. Di tengah situasi ini, hidroponik muncul sebagai salah satu solusi inovatif yang dapat meningkatkan ketahanan pangan. Kondisi lingkungan di Desa Cipagalo merupakan kondisi yang strategis, mengingat letak geografisnya serta sumber daya manusia yang memadai. Oleh karena itu pemberdayaan masyarakat sangat dibutuhkan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat dan program ketahanan pangan. Saat ini, di lingkungan Kelompok Wanita Tani (KWT) Dewi Sri RT 02/RW 09 Desa Cipagalo telah mempunyai green house untuk kegiatan bercocok tanam. Namun demikian lahan green house yang tersedia tidak cukup luas, sehingga perlu adanyanya sistem pertanian hidroponik. Implementasi hidroponik memiliki potensi besar untuk meningkatkan produksi pangan secara efisien, terutama di daerah perkotaan dan wilayah dengan lahan pertanian terbatas. Implementasi hidroponik membutuhkan biaya awal yang tinggi, kebutuhan akan pengetahuan teknis, serta ketergantungan pada pasokan energi dan teknologi. Oleh karena itu, untuk mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan, diperlukan dukungan dari berbagai pihak. Tim dosen dari Fakultas Ilmu Terapan, Telkom University berkolaborasi untuk bersama-sama mengimplementasikan sistem hidroponik untuk mitra tersebut. Sistem yang telah diimplementasikan saat ini juga dilengkapi dengan sensor suhu dan kelembapan untuk memudahkan pengelola dalam memantau kondisi lingkungan hidroponik sehingga dapat melakukan tindakan kontrol jika ada anomali kondisi lingkungan. Melalui program ini diharapkan sistem yang akan dibangun dapat memberikan dampak dalam peningkatan ekonomi masyarakat dan dapat meningkatkan kesejahteraan KWT dan masyarakat RW.09, Desa Cipagalo, Kab. Bandung.