PENGENALAN KONSEP POLAPIKIR DIGITAL BERPUSAT MANUSIA (HUMAN-CENTERED DIGITAL MINDSET) BAGI SISWA SISWI KELAS X SMK YPPS SUMEDANG
DOI:
https://doi.org/10.25124/cosecant.v3i1.7080Keywords:
IR 4.0, Digital Mindset, Society 5.0, Human-Centered, Soft SkillsAbstract
Selain manfaat dan dampak positif, perkembangan teknologi digital yang sangat pesat di era Revolusi Industri ke-4 (IR 4.0) juga memberikan dampak negatif bagi manusia, baik individu maupun organisasi/ masyarakat. Dampak negatif, termasuk kemungkinan teknologi menggantikan manusia, perlu diantisipasi dengan pola pikir digital (Digital Mindset) yang mengutamakan manusia (Human-Centered). Society 5.0, super smart society, adalah konsep masyarakat berpusat pada manusia (Human-Centered society) yang menekankan bahwa perkembangan teknologi dan transformasi digital harus diarahkan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, memecahkan masalah sosial, dan mencapai keberlanjutan. Salah satu hal mendasar yang perlu kita fahami adalah aspek manusia mana yang harus dipertahankan dan diperkuat agar manusia dapat mewujudkan konsep tersebut. Disadari bahwa soft skills adalah sifat humanis manusia yang perlu dipertahankan dan diperkuat karena diyakini sulit tergantikan oleh teknologi.
Program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini bertujuan meningkatkan pemahaman konsep tersebut kepada 37 siswa siswi kelas X SMK YPPT Sumedang. PkM dilakukan melalui pelatihan yang terdiri dari pemberian materi oleh dosen, interaksi siswa agar materi dapat lebih difahami dan apresiasi siswa teraktif serta pengisian kuesioner. Kuesioner menanyakan tingkat pemahaman atas butir-butir materi dalam pembelajaran. sebelum dan sesudah pelatihan kepada seluruh siswa siswi dengan skala 1 s/d 5.
Hasil pelatihan memperlihatkan peningkatan pemahaman dimana siswa siswi mampu menjelaskan di depan kelas tentang hal-hal baru yang mereka pelajari. Meskipun pemahaman masih pada tingkat awal dimana skala ratas paska pelatihan adalah 2,77 namun peningkatan pemahaman nyata terlihat dari hasil perhitungan pengisian kuesioner pra dan paska pembelajaran yang meningkat tinggi sebesar 20,59%. Berdasarkan ratas skala paska pelatihan 2,77 yang masih dibawah skala tengah, maka program ini disarankan untuk dilanjutkan agar tingkat pemahaman siswa siswi dapat naik berkelanjutan.