RANCANG BANGUN ALAT BANTU PENCEGAH LUKA KULIT AKIBAT PENINGKATAN SUHU PADA PASIEN TIRAH BARING

Authors

  • Muhammad Danung Putra Wiyadhi
  • Christian Halomoan Siregar
  • Ardila Sindiarti
  • Willy Anugrah Cahyadi Universitas Telkom
  • Husneni Mukhtar

DOI:

https://doi.org/10.25124/jett.v10i1.6327

Keywords:

tirah baring, dekubitus, sistem pendingin, peningkatan suhu, suhu nyaman, alas tidur

Abstract

Tirah baring merupakan suatu keadaan yang mengharuskan pasien beristirahat di tempat tidur, tidak bergerak secara aktif. Hal ini dikarenakan adanya penyakit/gangguan pada alat atau organ tubuh yang bersifat fisik atau mental dalam jangka waktu yang lama. Keadaan ini memberikan dampak negatif seperti adanya peningkatan suhu pada daerah yang bersentuhan langsung dengan alas tidur. Peningkatan suhu antara tubuh pasien dengan alas tidur dapat menyebabkan kulit pasien menjadi lebih merah, terjadinya pembengkakan, dan kulit lebih mudah terkelupas sehingga rentan terjadi infeksi. Penggunaan alas tidur biasa pada pasien tirah baring dapat menimbulkan dampak yang lebih buruk seperti terjadinya luka dekubitus. Luka dekubitus merupakan kerusakan jaringan, kerusakan struktur anatomis, dan fungsi kulit normal akibat tirah baring dalam waktu yang lama tanpa ada perubahan posisi tidur secara berkala. Untuk mengatasi masalah tersebut, direalisasikan suatu alat bantu yang dapat memantau dan menurunkan suhu antara tubuh pasien dengan alas tidur. Alat bantu ini bekerja secara otomatis ketika suhu antara tubuh pasien dengan alas tidur terdeteksi ? 33°C dan pendinginan akan mati secara otomatis ketika suhu antara tubuh pasien dengan alas tidur turun menjadi ? 30°C. Alat yang dirancang dapat mendinginkan permukaan kasur sehingga menurunkan suhu antara tubuh pasien dengan permukaan alas tidur, kenyamanan suhu alas tidur yang digunakan pasien pada iklim tropis yaitu sekitar 33°C - 35°C pada suhu ruangan sekitar 25°C - 27°C.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Suriadi, Sanada H, Sugama J, Kitagawa A, Thigpen B, Kinosita S, dan Murayama S. 2007. Risk Factors in The Development Of Pressure Ulcers in An Intensive Care Unit in Pontianak, Indonesia. International Wound Journal. 4:3 208-222

Okatiranti O, Sitorus R E, dan Tsuawabeh D. 2013. Risiko Terjadinya Dekubitus Berdasarkan Tingkat Ketergantungan Pasien di Ruang Perawatan Neurologi. Padjadjaran Nursing Journal. 1:3 1

Janitra F E dan Wibawa Y A. 2019. Suhu dan Kelembaban Kulit pada Kejadian Luka Tekan. Jurnal Ilmiah Kesehatan Pencerah. 8:2 75–80

Hamdana A N, Amin, dan Karim S S. 2021. Hubungan Penggunaan Matras Anti Dekubitus Dengan Integritas Kulit Pada Pasien Stroke Di RSUD Sulthan Daeng Radja Kab. Bulukumba,” Jurnal Rumpun Ilmu Kesehatan. 1:3 1–6

Rahayu S F. 2018. Pengalaman Perawat Dalam Mencegah Dekubitus Di Ruang ICU (Intensive Care Unit) Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin. Dinamika Kesehatan: Jurnal Kebidanan dan Kesehatan. 9:1 1

Okamoto K, Kudoh Y, Yokoya T, dan Okudaira N. 1998. A Survey of Bedroom and Bed Climate of the Elderly in a Nursing Home. Applied Human Science. 17:3 115-135

Published

2023-08-01

Issue

Section

ELECTRONICS