Menelusuri Estetika dalam Karakter-Karakter Joker

  • Lingga Agung Telkom University
  • Mohammad Isa Pramana Koesoemadinata Universitas Telkom
  • Patra Aditia Universitas Telkom

Abstract

Budaya popular seringkali dianggap sebagai hiburan semata. Pandangan tersebut kurang tepat karena, budaya popular sebetulnya dapat membantu pemahaman kita terhadap dinamika kebudayaan menjadi lebih utuh lagi. Di dalam budaya popular terdapat relasi antar nilai yang sangat kompleks. Seperti halnya estetika. Estetika dalam konteks ini merupakan nilai, dan nilai dalam pandangan Foucault dihasilkan dari perkelidanan kekuasaan dan pengetahuan. Karakter-karakter Joker merupakan sebentuk diskursus yang dihasilkan dari perkelidanan tersebut. Dalam penelitian ini, kami menemukan bahwa karakter-karakter Joker ini merupakan sebuah diskontinuitas yang berusaha untuk menelikung diskursus yang lebih mapan. Akan tetapi dalam prosesnya selalu ‘dijegal’ oleh diskursus yang telah mapan tersebut. Dari kelima Joker yang kami telaah, adalah Joker Heath Ledger dan Joaquin Phoenix yang secara signifikan melahirkan diskontinuitas yang berpengaruh cukup signifikan.

Downloads

Download data is not yet available.

References

[1]. Jaya, E.S. Muncul Tren Anak Muda di Indonesia Merasa Punya Gangguan Mental Habis Nonton 'Joker’. Vice.com, https://www.vice.com/id_id/article/ywax4b/muncul-tren-anak-muda-di-indonesia-merasa-punya-gangguan-mental-habis-nonton-joker. (2019).
[2]. KumparanNEWS Joker Jadi Inspirasi 3 Pelaku di Banjar Buat Vandalisme 'Kill The Rich’. Kumparan.com, https://today.line.me/ID/pc/article/RXOnpM?utm_source=washare.
[3]. Shamsian, J. Jared Leto tried to outdo Heath Ledger’s Joker in ‘Suicide Squad’ — and failed spectacularly. insider.com, https://www.insider.com/jared-leto-was-an-awful-joker-in-suicide-squad-2016-8 (2016).
[4]. Basrowi & Suwandi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta, Indonesia: RIneka Cipta, 2011.
[5]. Ricoeur, P. & Thompson, J.B. Hermeneutics & The Human Sciences. Cambridge, 2016.
[6]. Feldman, E.B. Seni Sebagai Wujud dan Gagasan. New Jersey, America: prentice-Hall, inc., 1967.
[7]. Soewardikoen, D.W. Metodologi Penelitian Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Kanisius, 2019.
[8]. Peaslee, R.M. & Weiner, R.G. The Joker A Serious Study of the Clown Prince of Crime. Missisipi, United States of America: University Press of Mississippi, 2015.
[9]. McRobbie, L.R. The History and Psychology of Clowns Being Scary. smithsonianmag.com, https://www.smithsonianmag.com/arts-culture/the-history-and-psychology-of-clowns-being-scary-20394516/ (2013).
[10]. Raditya, I.N. Sejarah & Fakta Penciptaan Karakter Joker Musuh Utama Batman. tirto.id, https://tirto.id/sejarah-fakta-penciptaan-karakter-joker-musuh-utama-batman-eja4 (2019).
[11]. Suryajaya, M. Dorongan ke Arah Estetika Partisipatoris. indoprogress.com, https://indoprogress.com/2016/02/dorongan-ke-arah-estetika-partisipatoris/#_ftn2 (2016).
[12]. Proctor, S. The Archetypal Role of the Clown as a Catalyst for Individual and Societal Transformation. Concordia University. Epub ahead of print 2013. DOI: 977096.
Published
2021-01-04
How to Cite
AGUNG, Lingga; KOESOEMADINATA, Mohammad Isa Pramana; ADITIA, Patra. Menelusuri Estetika dalam Karakter-Karakter Joker. JURNAL RUPA, [S.l.], v. 5, n. 1, p. 23-33, jan. 2021. ISSN 2503-1066. Available at: <//journals.telkomuniversity.ac.id/rupa/article/view/2929>. Date accessed: 28 mar. 2024. doi: https://doi.org/10.25124/rupa.v5i1.2929.
Section
Article