Perancangan Digital Kultur sebagai Ruang Pamer Berbasis 3D Website untuk Karya Seni Rupa
Abstract
Artikel ini membahas tentang perancangan aplikasi Digital Kultur menjadi ruang pamer virtual untuk karya seni rupa/seni visual lainnya. Latar belakang dari dilakukannya perancangan ini adalah percepatan teknologi virtual yang membuat aktivitas berkesenian mengalami transformasi dari ruang realitas menuju ruang virtual. Pameran seni yang bersifat digital semakin berkembang, dengan adanya dukungan dari berbagai platform aplikasi berbasis website dan smartphone. Fenomena tersebut menjadi landasan dilakukannya riset terkait Perancangan Digital Kultur sebagai Ruang Pamer Berbasis 3D Website untuk Karya Seni Rupa. Metodologi riset yang digunakan adalah kualitatif eksperimental, dengan melakukan pengembangan dari aplikasi Digital Kultur menjadi ruang seni interaktif digital. Hasil riset menunjukkan bahwa Digital Kultur sebagai ruang virtual yang dapat menyelenggarakan pameran seni visual dirancang memiliki berbagai fitur yang memudahkan seniman dan audiens untuk mengakses dan menikmati pameran seperti dalam galeri atau ruang pamer sesungguhnya. Perancangan tersebut tidak hanya terkait dengan pengembangan fitur, melainkan memperhatikan pula proses interaksi antara seniman dan audiens, sehingga realitas ruang pamer karya seni dapat dirasakan penuh meskipun di dalam ruang virtual.
This article discusses the design of the Digital Kultur application to become a virtual exhibition space for works of art/other visual arts. The background for this design is the acceleration of virtual technology which makes artistic activities undergo a transformation from a reality space to a virtual space. Digital art exhibitions are growing, with the support of various website and smartphone-based application platforms. This phenomenon is the basis for conducting research related to the Design of Digital Kultur as a 3D Website-Based Exhibition Space for Visual Art Works. The research methodology used is qualitative experimental, by developing Digital Kultur applications into digital interactive art spaces. The research results show that Digital Kultur as a virtual space that can hold visual art exhibitions is designed to have various features that make it easier for artists and audiences to access and enjoy exhibitions just like in a real gallery or exhibition space. This design is not only related to feature development, but also pays attention to the process of interaction between artists and audiences, so that the reality of the exhibition space for works of art can be fully felt even in a virtual space.
Downloads
References
[2]. Piliang Yasraf Amir, 2011. Dunia yang dilipat. Bandung: Matahari
[3]. Freud, Sigmund. 2009. Pengantar Umum Psikoanalisa. Pustaka Pelajar: Yogyakarta
[4]. Van der Land, Sarah., Schouten, Alexander P., Van den Hooff., Feldberg Frans, 2011. A Theoretical Model of Effective Team Collaboration in 3D Virtual Environments. Journal of Virtual Worlds Research Vol. 4, No. 3. ISSN: 1941-8477.
[5]. Senoprabowo, N.H.A. 2019. Perancangan Ruang Pamer Digital Dalam media Virtual Reality Sebagai Upaya Menyediakan Ruang Pamer Interaktif. GESTALT Vol.1, No.1, Juni p.103-112
[6]. Camp, Jeand and Chien, Y.T.2000. “The Internet as Public Space:Concepts, Issues, and Implications in Public Policy”, dalam jurnal ACM SIGCAS Computers and Society, Volume 30 Issue 3, September 2000, p.13 - 19
[8]. Van Dijk, Jan. 2006. The Network Society. London: SAGE Publications

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.