MAKNA ESTETIK PADA SITUS KARANGKAMULYAN DI KABUPATEN CIAMIS
DOI:
https://doi.org/10.25124/idealog.v2i1.1177Abstract
Pada umumnya di Indonesia situs selalu cenderung dilihat dari perspektif ilmu sejarah, budaya dan antropologi. Pada hakikatnya, situs dapat pula dikategorikan sebagai benda seni, karena situs memiliki lima sifat seni sesuai yang dikemukakan oleh Prof. Suwadji Bastomi dalam bukunya yang berjudul Wawasan Seni. Adapun kelima sifat seni tersebut adalah; sifat kreatif, emosional, individual, abadi, dan universal. Situs Karang Kamulyan adalah Situs yang dibuat sebagai penjabaran pola rasional tritangtu yang dianut oleh masyarakat Sunda primordial. Situs ini adalah situs yang bersifat ratu, atau situs para Raja atau para pelaksana pemerintahan dikerajaan Galuh. Situs Karang Kamulyan merupakan bagian dari dua situs lainnya yaitu situs Kawali, situs yang bersifat Resi atau situs para pemegang agama atau pemilik kerajaan Galuh, dan Situs Gunung Susuru yang bersifat Rama atau tanah atau situs rakyat. Makna Situs Karang Kamulyan dikaji dari perspektif estetika melalui pisau bedah teori semiotika Charles Sanders Pierce, mampu membaca nilai-nilai hakikat dari estetika yang dimiliki masyarakat Sunda primordial. Adalah sesuatu yang langka dan menarik untuk mengkaji situs dari perspektif estetika karena dengan kajian estetika maka hakikat keindahan situs dari berbagai konteksnya akan terbaca. Hasil analisis dari situs Karang Kamulyan berupa interpretasi, diharapkan menjadi sumbangan yang memiliki nilai kebaruan terhadap pengembangan ilmu yang akan memperkaya pemahaman masyarakat terhadap peninggalan budayanya. Lebih jauh lagi diharapkan hasil penelitian ini bukan hanya memperkaya wacana ilmiah, pendidikan seni dan budaya yang ada di Indonesia, tapi mendorong lahirnya ide-ide dan karya-karya baru sebagai kelanjutan dari konsep budaya yang telah ditorehkan oleh para pendahulu dalam bentuk artefak.