REDEFINISI RUANG PUBLIK PADA KAMPUNG KREATIF PASUNDAN, STUDI KASUS : KORIDOR TEPIAN SUNGAI CIKAPUNDUNG, RT 02 RW 04, KELURAHAN BALONGGEDE, KECAMATAN REGOL, KOTA BANDUNG, JAWA BARAT
DOI:
https://doi.org/10.25124/idealog.v2i2.1220Abstract
Fenomena Kampung Kreatif menjadi perhatian bagi para pemerhati kota dan komunitas-komunitas
yang mendukung keberadaan kampung-kampung kota. Segala usaha dilakukan agar pemerintah setempat
memperhatikan keberadaan kampung kota. Kota Bandung termasuk kota yang banyak melahirkan kampungkampung kreatif tersebut, dengan didukung oleh komunitas-komunitas kreatif yang ada di kota Bandung.
Kampung kreatif yang mengusung berbagai tema kreatif berdasarkan kontekstual kampungnya bermunculan
dimana-mana. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di dalam kampung-kampung kreatif ini beragam, dari
memproduksi kerajinan tangan, menggelar kesenian tradisional, sampai dengan menghias rumah-rumahnya
sedemikian rupa, sehingga diharapkan menjadi tujuan destinasi, dsbnya. Sampai dengan tahap ini, timbul
pertanyaaan, Apakah cukup dengan meningkatkan taraf perekonomian masyarakatnya tanpa memperhatikan
lingkungannya? Kreativitas apa lagi yang dituntut dari masyarakat kampung kreatif jika dilihat dari konteks
permasalahan umum kampung kota : lokasi informal dengan kepadatan yang tinggi, minimnya sarana
infrastruktur, kondisi rumah yang kurang sehat bagi penghuninya, perilaku masyarakat yang tidak menghargai
lingkungan dan lain sebagainya? Kampung kota yang kebanyakan berada di lahan-lahan informal, yaitu yang
berada di bantaran sungai, sempadan kereta api dan lahan hijau di pusat kota, ruang yang seharusnya menjadi
lahan hijau, karena adanya kesadaran dari masyarakatnya, walaupun tidak sepenuhnya, ruang itu dapat
dikembalikan ke fungsi awalnya sebagai ruang terbuka hijau dengan menempatkan ruang terbuka pada fungsi
awalnya, sehingga kawasan kreatif dapat terus dikembangkan, baik dari aspek ekonomi, sosial, budaya dan
dalam mengelola lingkungan binaan masyarakat Kampung Kota.
Rancangan Penelitian ini adalah penelitian Kualitatif dengan pendekatan Eksploratif, yang menjabarkan secara
rinci kondisi faktual kampung kreatif Pasundan, lalu mendalami faktor-faktor apa saja yang menyebabkan
kreativitas muncul, yang kemudian dihubungkan dengan aktivitas kampung kreatif yang berdampak signifikan
pada keberadaan ruang terbuka saat ini. Pengambilan studi kasus pada kota Bandung, mengambil lokasi
pemukiman yang berada di bantaran sungai Cikapundung yaitu Kampung Kreatif Pasundan, Kota Bandung,
Jawa Barat.