INTERPRETASI MAKNA TEMPAT PADA KORIDOR JALAN BRAGA BANDUNG
DOI:
https://doi.org/10.25124/idealog.v1i3.944Abstract
Koridor Jalan Braga telah mengalami perjalanan waktu cukup panjang yang mengubah bentuk arsitektur pada sebagian bangunannya. Perubahan bentuk arsitektur ini mempengaruhi identitas koridor sehingga mengalami pasang surut pemaknaan di masyarakat, makna tempat dapat berubah seiring dengan perubahan ruang dan waktu. Makna tempat menjadi isu dalam penelitian ini, penelitan dilakukan pada koridor Jalan Braga, Bandung. Fokus penelitian dilakukan pada koriodor yang memiliki perubahan fisik paling banyak dan aktivitas yang hidup. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui makna tempat koridor Jalan Braga saat ini melalui pengamatan aspek fisik dan non fisik, menjadi masukan dan melengkapi penelitian terdahulu kawasan Braga sehingga dapat menjadi informasi tambahan bagi revitalisasi kawasan Braga. Metode penelitian adalah deskriptif interpretatif dengan pendekatan hermeneutika pengalaman arsitektural. Alat penelitian adalah sensori inderawi visual dan non visual dalam mengkaji koridor sebagai sebuah ruang yang dibagi menjadi aspek horisontal berupa jalan – trotoar dan aspek vertikal berupa fasad bangunan. Hasil pengalaman dirumuskan kedalam teori tanda arsitektural dari Salura dan difahami melalui hermeneutika faktisitas Heidegger. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa perubahan bentuk arsitektur bangunan pada koridor Jalan Braga tidak mempengaruhi konteks kawasan sebagai koridor komersil. Elemen dan susunan objek fisik dan non fisik masih didominasi oleh referensi susunan kolonial Belanda. Terjadi rigoritas bentuk yang membatasi aktivitas tempat. Kesimpulan telah terjadi degradasi makna tempat dari paradigma ekonomi. Paradigma arsitektural mengatakan makna tempat memiliki konteks yang konsisten pada romantisme masa lalu. Kolaborasi ini menghasilkan makna tempat saat ini adalah romantisme terhadap bangunan eks kolonial telah menjebak koridor Jalan Braga menjadi sebuah monumen.