PENGEMBANGAN SISTEM KENDALI DRONE BERBASIS GCS (GROUND CONTROL STATION), STABILIZE AND OBJECT DETECTION MENGGUNAKAN METODE COLOR FILTERING HSV
DOI:
https://doi.org/10.25124/tektrika.v6i1.2671Keywords:
Indonesia, Drone, Ground control station (GCS) & Color filtering.Abstract
Indonesia merupakan negara maritim dan memiliki hutan yang luas, sudah seharusnya memiliki alat yang
canggih seperti drone untuk memantau setiap pulau dan kebakaran hutan. Dikarenakan alat transportasi
udara lebih cepat dibandingkan transportasi darat maupun laut. Drone atau sering dikenal dengan istilah
Unmanned Aerial Vehicle (UAV) adalah pesawat udara tanpa awak yang dapat dioperasikan menggunakan
remote control maupun Ground Control Station (GCS). Drone yang sudah dilengkapi dengan kamera digunakan dalam membantu dan mempermudah pekerjaan manusia misalnya pengambilan foto dari udara, mengenali dan mendeteksi sebuah objek tertentu dengan memanfaatkan teknik pengolahan citra digital seperti metode color filtering HSV. Dalam pengujian takeoff quadcopter menggunakan GCS / laptop yang dilakukan pada tempat berbeda dengan nilai satcount 9 sampai 21, maka didapatkan tingkat keberhasilan sebesar 93,3%. Pada pengujian deteksi menggunakan objek yang berdimensi 115 cm dengan ketinggian maksimal 15 m, diperoleh keberhasilan 90,9%.
Kata Kunci: Indonesia, Drone, Ground control station (GCS), dan Color Filtering.
Downloads
References
N. Arifin, “Bagaimana Hutan Indonesia Sebagai Paru-Paru Dunia di Masa Depan??.,” 2018. https://www.goodnewsfromindonesia.id/2018/01/12/bagaimana-hutan-indonesia-sebagai-paru-paru-dunia-di-masa-depan. [Accessed: 04-Apr-2019].
Sapariah Saturi dan Indra Nugraha, “1,7 Juta Hektar Lahan Terbakar, Indonesia Mulai Terima Bantuan Negara Lain,” 2015. https://www.mongabay.co.id/2015/10/09/17-juta-hektar-lahan-terbakar-indonesia-mulai-terima-bantuan-negara-lain-2/. [Accessed: 04-Apr-2019].
M. Y. Tamtomi, S. R. Sulistiyanti, and M. Komarudin, Rancang Bangun Wahana Udara Tanpa Awak VTOL-UAV Sebagai Wahana Identifikasi Dini Kondisi Udara Berbasis Video Sender, vol. 10, no. 3. 2016.
R. A. N. Lema, “Flight controller Pada Sistem Quadcopter Menggunakan Sensor Imu ( Inertial Measurement Unit ) Berbasis Mikrokontroller Atmega 2560 Final Project Flight controller on Quadcopter System Using Sensor Imu ( Inertial Measurement Unit ) Based Microcontroller At,” Univ. Sanata Dharma, pp. 1–76, 2016.
C. Sepic, “Berbasis Power Factor Correction ( PFC ),” vol. 5, no. 2, 2016.
M. S. Samhan, “Pengalaman Merakit Drone,” 2017. http://mssamhan.blogspot.com/2017/07/pengalaman-merakit-drone.html. [Accessed: 23-Sep-2019].
M. Zaky, A. Mufti, and A. Rahman, “Perancangan Sistem Kendali Berbasis Gps (Global Positioning System) Pada Kapal Tanpa Awak,” Karya Ilm. Mhs. Tek. Elektro, vol. 3, no. 2, pp. 60–67, 2018.
A. G. Alfaseno and S. (Universitas Diponegoro, “Rancang Bangun Sistem Telemetri Multi-Channel Untuk Monitoring Suhu Dan Ph Air Menggunakan Jaringan Wifi,” Youngster Phys. J., vol. 4, no. 4, pp. 257–264, 2015.
G. Ononiwu, A. Okoye, J. Onojo, and N. Onuekwusi, “Design and Implementation of a Real Time Wireless Quadcopter for Rescue Operations,” Am. J. Eng. Res., no. 59, pp. 2320–847, 2016.
Jack, “How to calculate quadcopter flight times,” 2017. [Online]. Available: http://www.rcdronegood.com/quadcopter-battery-calculator-flight-times/. [Accessed: 12-Nov-2019].
Wikipedia, “Latency (engineering),” 2011. https://en.wikipedia.org/wiki/Latency_(engineering). [Accessed: 02-Sep-2019].
H. Mulyawan, M. Z. H. Samsono, and Setiawardhana, “Identifikasi Dan Tracking Objek Berbasis Image processing Secara Real Time,” Jur. Telekomun. Politek. Elektron. Negeri Surabaya, pp. 1–5, 2016.