PERAN AUGMENTED REALITY DALAM MENINGKATKAN VISITOR EXPERIENCE GENERASI MILENIAL DI MUSEUM BERTEMA TEKSTIL INDONESIA
DOI:
https://doi.org/10.25124/demandia.v5i01.2719Abstract
Indonesia memiliki berbagai kekayaan budaya, salah satunya adalah batik yang dapat ditemukan hampir di tiap daerah dan memiliki kekhasannya masing-masing. Keanekaragaman batik serta motif-motifnya yang memiliki nilai filosofi menjadi penting untuk didokumentasikan, dijaga dan dilestarikan sehingga muncul museum khusus batik atau tekstil khas Indonesia seperti Museum Tekstil Jakarta dan Museum Batik Pekalongan. Museum adalah lembaga yang berfungsi sebagai tempat pengamanan, pendataan, perawatan, dan pengelolaan benda bukti material hasil budaya manusia untuk mendukung usaha pelestarian dan perlindungan kekayaan budaya bangsa. Sayangnya museum di Indonesia seperti hidup segan mati tak mau, pengunjung yang terus berkurang dan minimnya dana menjadi beberapa penyebab museum menjadi tidak menarik untuk dikunjungi. Banyak museum yang melupakan bahwa visitor experience sangat penting untuk dibangun, dikelola dan dijaga kekonsistennya. Tulisan ini difokuskan pada visitor experience berdasarkan tampilan dari desain komunikasi visual, desain interior, dan exhibition design. Perbandingan museum difokuskan pada museum-museum yang ada di Indonesia, Malaysia serta Singapura, menggunakan metoda deskriptif komparatif dengan observasi langsung ke beberapa museum yang memiliki kesamaan tematik yaitu mengenai batik dan tekstil. Hasil observasi melihat kelebihan dan kekurangan dari museum-museum tersebut sehingga memberikan rekomendasi pengembangan untuk membangun visitor experience yang positif, dengan memanfaatkan teknologi seperti augmented reality agar kunjungan ke museum menjadi lebih menarik, interaktif sehingga membantu proses transfer informasi yang lebih jelas dan mudah diterima.
Kata kunci: augmented reality, batik, museum, visitor experience